Batam,Tribun-- Wabah deman berdarah kembali merebak di kawasan pemukiman padat di kmplek perumahan Taman Raya Batam Centre. Pengakuan sejumlah warga menjelaskan penyakit DBD telah menyerang sejak minggu pertama Oktober dan hingga saat ini telah menulari 4 warga dengan jarak rumah saling berdekatan.
Penelusuran Tribun Batam, Jumat (9/11) di sekitar Komplek Perumahan Taman Raya Tahap III mendapatkan informasi yang saling menguatkan tentang merebakanya penyakit DBD dimulai pertengahan bulan puasa kemarin hinggaNovember ini, belum mendapat perhatian dari pemerintah terdekat seperti RT/RW dan keluarahan. Sejumlah warga dan termasuk korban yang terkena DBD yang telah melaporakan kasus DBD ini, tapi tindakan penyemprotan belum terlaksana juga.
Menurut Anita (35) orang tua dari Suci Rekayesi (12) satu dari empat korban yang mendapat perawatan 8 hari di RS OB, dan baru pulang dari perawatan, Jumat (9/11) siang, merasakan cemasnya menjadi orang tua ketika anak terserang penyakit berbahaya ini. Dengan kondisi badan panas hingga 40 derajat celcius, dibarengi muntah - muntah serta setengah tak sadarkan diri, akhirnya dapat bernapas lega, putri sulungnya kembali pulih dan dinyatakan dokter rawat jalan dirumah.
" Aduh pak, siapa yang kuat melihat anak sendiri yang sejak mengigil dan panas dalam, sejumlah klinik yang didatangi hanya menjelaskan bahwa Suci cuma lelah, atau terkena penyakit typus. Setelah tiga hari berobat, sang anakpun tidak kunjung sembuh. Beruntung niat kami membawa suci ke RSOB menjadi langkah tepat, dan disanalah kita tahu bahwa anak kami ini terkena DBD, dengan tingkat hampir membahayakan. Bagi kami sebagai orang tua hanya bisa berdoa dan akhirnya pada hari ketiga perawatan, kondisi Suci sudah mulai bisa berinteraksi dengan kita,"ujar Anita di Taman Raya Blok HS no 1.
Dijelaskan Anita, selain anaknya, tetangga yang tinggal Blok HS no4, seorang pria dewasa terlebih dulu diserang. Selain itu, di Blok HX juga diinformasikan satu orang ibu-ibu terkena DBD juga.
" Kalau anak saya mendapatkan gejala panas pada hari Kamis sore (1/11), sedangkan tetangga kami itu terkena gejala panas dan langsung dibawa ke rumah sakit Kamis paginya. Awalnya kami tidak percaya dan tindakan kami hanya membawa Suci ke klinik terdekat. Baru sadar dan akhirnya dia kita larikan ke RSOB pada hari Sabtu (3/11).
Disuntik 3 kali Sehari
Penyakit yang DBD yang menyerang Suci Rekyesi, memang tidak diinginkan olehnya.Mengingat penyakit ini hampir saja merenggut nyawanya. Selain merasa sakit dari dalam tubuh, adalah jarum suntik menjadi sarapan setiap harinya hingga tiga kali setiap hari.
"Baru datang tangan sudah ditusuk jarum, ambil darah dan selanjutnya memasang jarum infus. Sakit sekali rasanya, bahkan selama 8 hari perawatan hingga pulang, jarum suntik menembus tangan lagi guna mengambil sampel darah lagi. Pokoknya penyakit ini sangat menakutkan, dan tidak mau lagi kena DBD,"ujar ABG yang duduk kelas I SMP Negeri 28 Batam.
Baik Suci maupun Anita, mengaku sejak dirawat sejumlah warga dan pengurus RT telah diberi tahukan ada DBD menyerang warga. " Sayang tindakan penyemprotan belum terlaksana juga. Apa tunggu semua warga disini terkena semua,"ujar Anita dan sejumlah warga lain, mengaku aksi gontong royong terakhir terlaksana sebelum puasa lalu.
Berbeda dengan korban Suci, korban lainnya Yetri Elfira (25) mendapat serangan DBD tepat hari pertama lebaran Idul Fitri lalu. Jarak antara rumah Suci dengan Ny Yetri hanya beberapa blok, tepatnya Blok HX no 23.
" Sebelum saya terkena DBD saya menjenguk tetangga di Blok HE yang sekeluarga anak dan istri menderita DBD juga. Waktu itu kami lihat bersama dan belum tahu positif DBD. Setelah mereka dirawatlah baru dinyatakan DBD. Tapi, setelah sadar barulah diri saya menderita badan panas, mengigil dan diikuti dengan muntah-muntah. Langsung saja, saya minta dibawa kerumah sakit, dan hasilnya saya dirawat dirumah sakit 6 hari juga lamanya,"jelas Yetri lagi.
Ditambahkannya, untuk jumlah warga di tahap III yang terkena DBD mungkin lebih dari 4 orang, bisa saja di blok lain ada juga warga yang kena.
" Betul kami sudah lama tidak gontong royong, tapi laporan warga sekitar ke pengurus pemerintah terdekat handaknya segera ditanggapi. Permintaan kita cuma penyemprotan saja. Karena di tempat ini berdekatan dengan bukit dan suasana rumah agak sejuk juga,"ujar Yetri mengakhiri. (ded)
Browse » Home
Friday, 9 November 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment