BATAM, TRIBUN- TNI AL berhasil menggagalkan penyelundupan lebih dari 500 karung pakaian bekas dan tas yang diangkut oleh KM Berkat Mandiri, dari Singapura tujuan Tembilahan. Barang-barang tersebut tanpa dilengkapi dokumen muatan yang sah. Nakhoda KM Berkat Mandiri Syahrial Efendi berserta 4 ABK diamankan oleh TNI AL. Sedangkan barang bukti masih di atas kapal, akan dilimpahkan ke Bea dan Cukai.
Syahrial (26) saat ditemui di pelabuhan pantai Stres mengakui, baru pertama kali mengangkut balpress pakaian bekas dari Singapura. Itu pun, ia bersama 4 rekannya disuruh menjemput di perairan perbatasan Indonesia Singapura. "Di sana sudah ada kapal yang menunggu. Dan kami melakukan bongkar muat balpress itu di tengah laut. Sekali angkut saya dibayar Rp 600 ribu," kata Syahrial, Kamis (15/5) siang.
Sambil bercerita, nakhoda KM Berkat Mandiri ini meneteskan air mata. Pasalnya, dia nekat melakukan ini demi pernikahan yang akan dilaksanakan pada Juni nanti. Sedangkan empat rekannya, Musrizal, Hidayat, Rudiansyah dan Sarnuni hanya mengaku sebagai pekerja saja. "Saya ABK, mengenai dokumen pengangkuatan, tidak tahu menahu Pak,' kata Musrizal sambil duduk di samping Syahrial.
Para tersangka ini berasal dari Tembilahan, Kuala Tungkal, Moro dan sekitarnya. Sebentar lagi mereka harus mendekam di ruang tahanan LANAL di Tanjungsengkuang untuk menjalani penyidikan. "Kami semua belum memberitahu keluarga di kampung. Mereka tak tahu nasib kami begini. Menyesal, tapi kami perlu mencari nafkah dan menghidupi keluarga," papar Hidayat.
Komandan LANAL Batam Kolonel Laut Muhammad Faisal menegaskan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pihak Bea dan Cukai untuk mengamankan perairan di perbatasan. "Apalagi menjelang pemberlakukan FTZ ini harus lebih ditingkatkan pengamaman," katanya di Pos Pembantu TNI AL Pantai Stres, Jodoh.
Dijelaskannya, pada Rabu lalu, tim patroli Posal Sambu melakukan patroli di perairan sebelah barat pulau Labun. Karena curiga terhadap kapal tersebut, dikejar dan dihentikan. Nakhoda dan ABK kapal pengangkut balpres itu tidak melakukan perlawanan. Setelah muatan diperiksa, terdapat lebih dari 500 karung pakaian bekas/tas yang tidak disertai dokumen yang syah.
Rute perjalanan kapal ini sebenarnya sudah rumit demi mengelabui pengawasan petugas pengamaman. Mereka menempuh jalur dari Singapura-Pulau Dua-Pulau Senang-Takong- Perairan Labun-Kepala Jeri-Selat Combol-Perairan Petong-Pulau Buaya dan menuju Tembilahan. Semua barang muatan itu, menurut Syahrial, dimiliki dan dipesan oleh Ipin orang tembilahan. Sedangkan yang mengurus dokumen oleh Ujang.
Saat TNI AL mengajak wartawan untuk melihat ke tengah laut, tampak dalam karung itu berisi pakaian bekas, tas dan lain-lain. Semua dibungkus dalam karung putih. Hampir memenuhi kapasitas muat KM Berkat Mandiri. (wid)
0 komentar:
Post a Comment