BATAM,TRIBUN- Sekitar sembilan jam tim pemadam kebakaran Otorita Batam berjuang memadamkan api yang melalap gudang di Komplek MCP Blok C II , Batuampar, Minggu (7/12). Mulai pukul 14.30 hingga 22.00, petugas masih berusaha memadamkan api.
Tiga unit mobil pemadam yang tiba di lokasi tersebut sekitar pukul 14.30, tidak bisa berbuat banyak, hanya menonton kebakaran mulai meluas. Pasalnya aliran listrik belum diputus, yang akan berbahaya bila disemprot air.
Sekitar lima belas menit, baru aliran listrik di komplek tersebut diputus. Namun ketika petugas mulai akan memadamkan api, terdengar ledakan dari dalam gudang lilin nomor 20, milik PT Batam Funringth.
Usai ledakan tersebut, dalam sekejap api langsung membesar dan menyambar gudang keramik milik PT Sinar Bulan di sebelah kanan gudang lilin. Tak lama berselang, api mulai menjalar ke gudang bubut yang terletak di sebelah kanan gudang keramik.
Aton dan istrinya yang sedang menonton televisi di gudang bubut tersebut, langsung panik begitu melihat asap masuk ke gudang mereka. Dengan tergesa-gesa mereka segera keluar dari gudang dan menyelamatkan diri.
Satu persatu mobil pemadam menyusul datang, berusaha menguasai api. Namun petugas pemadam semakin kesulitan, karena bahan baku lilin dan juga serbuk kayu yang ada di gudang tersebut mudah terbakar.
Dengan cepat, api kemudian menjalar ke gudang PT Pioner yang ada di sebelah kiri gudang lilin. Gudang PT Pioner tersebut berisi kabel-kabel dan bahan baku pembuatan alat elektronik, yang dengan mudah terbakar api.
Ledakan-ledakan kecil kembali terjadi di gudang Pioner, diduga berasal dari freon yang ada di gudang tersebut. Setiap kali terjadi ledakan, petugas yang berusaha memadamkan api, terpaksa mundur.
Ketika petugas kembali berusaha memadamkan api di gudang lilin tersebut, terdengar dentuman keras. Ternyata lantai atas gudang lilin tersebut runtuh. Tak lama berselang, dinding belakang gudang lilin juga runtuh.
Setelah runtuhan tersebut, beruntun terdengar denduman-dentuman dari dalam gudang yang berlangsung agak lama, yang membuat petugas pemadam terpaksa mundur sejenak. Warga yang menonton juga sontak mundur.
Hingga pukul 20.00, api semakin sulit dikendalikan. Malah menjalar ke gudang nomor 13 dari asal api di gudang nomor 20. Para pekerja terlihat memindahkan puluhan drum oli dari gudang nomor 13 tersebut. Sedangkan enam buah tabung gas ukuran besar sudah dikeluarkan dari gudang bubut sejak sore.
Api tersebut terlihat leluasa menjalar di lantai atas gudang, sementara lantai bawah di beberapa gudang tidak terlalap api. Hal itu dikarenakan ada bahan yang mudah terbakar di atap gudang tersebut.
Untuk memadamkan api tersebut, tujuh mobil pemadam dan satu mobil tangki yang dikerahkan, terpaksa bolak-balik mengambil air dari hydrant di sejumlah perusahaan di Batuampar. Karena hydrant yang terdapat tak jauh dari lokasi kebakaran tersebut tidak bisa digunakan, karena airnya mengalir kecil.
Beberapa kali para petugas pemadam terpaksa berhenti memadamkan api selama beberapa saat, karena persediaan air habis dan terpaksa menunggun mobil yang lain datang dari mengisi air. Mereka bahkan sempat makan malam saat menunggu air.
Kepala Penanggulangan Bahaya Kebakaran Otorita Batam (PBK OB), Kompol Gunadi mengatakan, seharusnya setiap perusahaan, pabrik dan gudang memiliki hydrant sebagai standar untuk menanggulangi kebakaran.
"Harusnya setiap pabrik, perusahaan, gudang, perumahan dan tempat keramaian memiliki hydrant. Disini memang ada, tetapi mengalir kecil dan tidak bisa digunakan," ujar Gunadi. Menurutnya hal tersebut sudah ditetapkan dalam izin mendirikan bangunan (IMB).
Setiap enam bulan sekali, PBK mengecek kesetiap titik-titik hydrant apakah berfungsi atau tidak. Namun menurutnya tekanan air pada hydrant bukan tanggungjawab PBK, melainkan tanggungjawab ATB sebagai penyuplai air di Batam.
Panik pindahkan barang-barang
Sejumlah karyawan di beberapa gudang yang belum terbakar ketika sore, terlihat memindahkan barang-barang mereka. Seperti karyawan PT Peter Garmindo Prima, yang memindahkan berkodi-kodi kain-kain dari gudang nomor 11 ke gudang lainnya yang terdapat di seberang lokasi kebakaran.
Namun seorang karyawan perusahaan garmen tersebut mengatakan masih ada berkodi-kodi kain di lantai atas yang tidak bisa diselamatkan, karena asap tebal mengepul di lantai dua tersebut. Tetapi karyawan gudang lainnya terlihat menggunakan tangga pemadam untuk menyelamatkan dokumen-dokumen di lantai dua dari jendela.
Para karyawan gudang bubut juga terlihat memindahkan mobil, televisi dan sejumlah barang yang bisa diselamatkan dari kebakaran. Hal serupa juga dilakukan oleh karyawan dari gudang-gudang lainnya.
Terlihat puluhan drum oli, mesin-mesin, mobil dan juga mobil forclip yang digunakan untuk mengangkat barang diletakan tak jauh dari lokasi kebakaran tersebut.
Bawa anak nonton kebakaran
Awalnya hanya warga yang tinggal di sekitar Komplek MCP saja yang menonton kebakaran tersebut. Mereka datang berbondong-bondong setelah mendengar sirine mobil pemadam dan juga melihat asap hitam membumbung dari gudang di pojok komplek teserbut.
Warga yang menonton tersebut menyulitkan mobil pemadam untuk mendekat ke lokasi kebakaran. Karena motor dan juga mobil milik warga dan juga pemilik gudang, parkir disekitar lokasi yang menghalangi mobil pemadam.
Bahkan ada diantara mereka yang membawa serta anaknya untuk menyaksikan kebakaran tersebut. Anak-anak yang tinggal di sekitar komplek juga berbondong-bondong melihat. bahkan petugas pemadam dan polisi kesulitan untuk menyuruh mereka menyingkir.
Belakangan tidak hanya warga sekitar saja yang menonton. Para pengguna jalan juga terlihat masuk ke komplek gudang tersebut untuk melihat, hingga akhirnya sekuriti komplek menutup gerbang masuk.
Sejumlah Samapta Poltabes baru ditunrunkan untuk mengamankan lokasi kebakaran tersebut sekitar pukul 17.00. Barulah setelah itu warga yang menonton diminta menjauh agar tidak mengganggu kerja para petugas pemadam dan juga untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan bila terjadi ledakan.
Api dari gudang lilin
Menurut Sopian (28) karyawan PT Batam Funringth, sekitar pukul 14.00 dirinya sedang membuat lilin, tetapi tiba-tiba api yang digunakan untuk mencetak lilin jatuh ke lantai. Belum sempat ia memadamkan api tersebut, serbuk kayu yang juga bahan baku lilin tersebut jatuh menimpa api.
Api pun semakin besar. Sopian yang panik kemudian memanggil Bejo dan Iyan yang sedang tidur di lantai atas. Bersama-sama mereka mencoba memadamkan api menggunakan skop. Tapi usaha mereka sia-sia, dengan cepat api berhasil menjalar ke serbuk kayu lainnya.
Mereka kemudian memanggil Sandi yang akhirnya menghubungi petugas penanggulangan bahaya kebakaran (PBK) Otorita Batam (OB). Tiga unit mobil pemadam tiba lokasi sekitar pukul 14.30.
Sadiah yang juga karyawan pabrik lilin tersebut menuturkan akhir-akhir ini memang perusahaannya sedang mengejar target produksi, menjelang tahun baru dan juga imlek. Sadiah terlihat sedih melihat tempat kerjanya terbakar.
Seorang karyawan lainnya bernama Rohani, mengaku bingung dengan musibah kebakaran tersebut. Karena ia yang janda dengan dua anak itu bingung harus membiayai solahkan anaknya yang tinggal di jawa.
Sopian, Bejo dan juga Iyan kemudian dibawa ke Mapolsekta Batuampar untuk dimintai kesaksiannya.(opi)
0 komentar:
Post a Comment