Pemilihan Ketum Molor
BATAM,TRIBUN-- Dalam agenda Kongres XVI PMII semestinya Jumat (21/3) merupakan hari terakhir diselenggarakan kongres. Ternyata, proses demokrasi yang berbau pemaksaan dari para peserta kongres berujung tidak selesainya pembahasan tata-tertib pemilihan calon ketua baru dan pengurus PB PMII periode selanjutnya.
Belum terselesaikan masalah tata tertib agenda kongres, serta jadwa laporan pertanggung jabawan pengurus (LPJ) PB PMII 2005-2007 ke peserta kongres, tiba-tiba dalam arena muncul dari peserta wanita, mengusulkan agar secara bersamaan dilakukan pelaporan pertangung jawaban dari PB Kopri PMII.
Seling adu argumen dan saling membela wanita dari cabang masing-masing, membuat agenda utama LPJ PB PMII tidak kunjung dibacakan. Bahkan, pembicaraan antara moderator dengan para peserta, berujung saling tunjuk-tunjukan hingga seluruh peserta berdiri dan terjadi lagi aksi saling dorong-mendorong menyebabkan seluruh pengurus PB PMII yang telah duduk berkumpul di atas mimbar turun dan keluar sidang. Tidak puas dengan larinya para pengurus, sebagian besar para peserta mencari keberadan ketua umum dan pengurus lainnya. Agar tidak terjadi kericuhan yang makin membesar, akhirnya pengurus PB PMII diamakan dalam sebuah ruangan, dengan penjagaan ketat.
Menurut Ketua Panita Kongres Mujib Roni Rahardjo, Kongres PMII ke XVI yang diagenda berakhir Jumat (21/3) akhirnya molor untuk beberapa hari kedepan. Penyebab molornya penutupan kongres dikarenakan alotnya pembahasan tata tertib pemilihan ketua umum PB PMII dalam Kongres XVI, hingga masalah registrasi peserta dari pengurus cabang yang dinilai krusial apakah berhak memilih atau dipilih.
" Untuk masalah registrasi peserta dari pengurus cabang (PC) telah disepakati Kamis malam, dimana ditetapkan dari 203 yang terdaftar PC se Indonesia, ditetapkan berhak untuk memberikan suara itu 183 cabang. Artinya ada pengakuan cabang baru dari yang sebelumnya teregistrasi 173 cabang saja,"ujar Mujib Roni Rahardjo.
Sementara itu, sejumlah pengurus dari daerah mengaku kecewa atas keterlambatan agenda kongres yang mengakibatkan keterlambatan hingga proses pemilihan ketua umum.
Menurut PC Jawa Barat mengaku ini bentuk perjalanan organisasi PMII selama ini. Riak dan aksi demokrasi di organisasi biasa saja, bahkan ini tidak seberapa dibandingkan kongres-kongres selama ini.
" Ini biasa dalam kongres, karena yang hadir itu dari seluruh Indonesia. Harus diakui, saat ini kehadiran PMII menjadi perhitungan bagi kalangan elit politik. Ini berkaitan juga dengan agenda Pemilu tahun 2009 mendatang. Apalagi, keterkaitan kita dengan NU sangat berperan juga mempengaruhi nantinya. Jadi wajar, kedatangan teman-teman dari PC seluruh daerah membawa misi masing-masing, dan itu sangat terlihat dalam arena kongres seperti ini,"ujar pengurus yang juga menjagokan ketua PC Jawa Barat maju menjadi ketua umum periode dua tahun mendatang.(ded)
0 komentar:
Post a Comment