
Keberadaan pabrik VCD inipun sepintas hanya rumah sewa yang terletak jauh dari keramaaian. Rumah yang terletak di sisi pojok ini bertepatan sisi kiri dan belakang tidak ada penghuninya. Saat pengrebekan, Kamis (13/3) pukul 14.30 WIB dilakukan, pihak kepolisian yang dipimpin langsung Kombes Pol Muhammad Jupri Direskrim Polda Kepri dan Binsar Silalahi Ketua Bidang Operational LKGAP Jakarta, mendapatkan seorang tersangka berinitian DD (22) sedang sibuk memproses penggandaan.
" Ini keberhasilan kita bekerjasama dengan LKAP Jakarta. Laporan dari lembaga ini dinilai sangat membantu penyelidikan yang juga kita lakukan sejak beberapa bulan terakhir. Kalau melihat teknologi komputer yang digunakan, kita perkirakan sehari dapat mencetak 8000 keping VCD. Ditaksir kalau mereka beroperasi lewat 2 bulan maka kita perkirakan produksinya mencapai 1 juta keping VCD. Bahkan, dari keterangan pelaku, dalam hitungan kurang 5 menit dapat mencetak 50 VCD,"ujar Muhammad Jupri didampingi AKBP Sulistiono Wakapolda Kepri. Melihat mata rantai pembuatan hingga penjualan, diperkirakan jumlah VCD yang berhasil disita mencapai 200 ribu keping VCD, baik dalam bentuk siap jual hingga yang telah dijajakan di toko. VCD yang diamankan mulai dari aneka lagu band papan atas hingga film terbaru yang baru diputar di bioskop.
" Proses produksi ditempat ini, sedangkan pemasarang satu tempat saja di Metro Disk Nagoya sana. Tim melaporkan bahwa mereka telah mengamankan hampir 50 ribu keping VCD ke markas,"jelas M Jupri.
Dalam pemeriksaan awal terhadap barang bukti, Kompol Edward Kanit II Sat II Direktorat Reserse Polda Kepri, selain menemukan bertumpuk-tumpuk VCD porno, ditemukan juga VCD yang diduga film anak-anak Power Rangger yang diselingi film porno, dalam proses penggandaan.
" Kita akan mengecek isi Film Power Rangger ini. Tapi melihat barang buktinya, bisa jadi ada indikasi kearah tersebut,"ujar Edward lagi.
Sementara itu Binsar Silalahi, Ketua Harian LKGAP membenarkan proses pengungkapan pabrik VCD ini dilakukan sejak 2 bulan lalu. Kecurigaan lembaga dimulai dengan proses hukum yang dijatuhkan hakin terhadap pelaku pengganda VCD bajakan Yap Haw, hanya 6 bulan kurungan. Atas dasar ketidak adilan tersebut, akhirnya pengiriman VCD untuk lagu-lagu baru dilakukan seleksi yang ketat, terutama ditingkat pemasaran ke toko. Ternyata, tim menemukan kaset atau VCD yang selama ini dipastikan tidak ada beredar di toko-toko di Batam, malah banyak VCDnya didapat, bahkan harga jualnya jauh lebih murah dibawah harga pihak rekaman tetapkan.
Selaku bos rekaman besar di Jakarta, Rahayu menilai penangkapan pabrik VCD di Batam ini, akan dapat memutus jaringan penggandaan VCD terkhususnya di area Kepri dan sekitarnya.
" Dari sejumlah VCD yang kita lihat, telah saya perkirakan ada VCD resmi kita yang digandakan. Diantaranya VCD rekaman lagu-lagu bapak presiden SBY, dan sejumlah gruop musik T2, Krispatih dan masih banyak lainnya. Dengan telah terungkap satu tempat ini maka kita berharap pihak kepolisian juga mampu mengembangkan ke pelaku-pelaku lainnya. Hal ini dapat saja terjadi, mengingat pemasaran VCD di Mitra Raya ini diakui hanya satu tempat saja, yaitu Metro Disk yang berada di kawasan bisnis Nagoya,"kata Rahayu lagi.
Selama ini, perusahaan rekaman di Jakarta dalam kondisi sangat susah dalam perekonomiannya. Hal ini disebabkan pemerintah memberkakukan pajak perkeping VCD mencapai Rp1000, dan untuk DVD dikenakan pajak Rp 4000 perkeping.
" Ini yang sangat-sangat kita marah. Ketika kita sibuk dengan urusan pajak-pajak, ini para pelaku pembajakan dengan enak menjual dengan harga murah,"ujar Rahayu mengungkap bahwa pengrebekan tempat ini, terkait juga dengan pemain lama VCD Bajakan di Batam.(ded)
0 komentar:
Post a Comment