Sunday, 24 May 2009

Kampanye Negatif Layak di Beritakan


- 50 Wartawan Hadiri Workshop PWI-Kepri

BATAM, TRIBUN-- Workshop Pemilu yang digelar Masyarakat Pemantau Pemilu (Mapilu), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menghasilkan sebuah harapan, agar peran media dan wartawan mampu mendidik calon pemilih yang cerdas dan berkualitas. Satu bentuk peran media adalah dengan menginformasikan ke masyarakat tentang sosok calon presiden dan wakilnya baik positif maupun yang negatifnya.

"Pemilih di Indonesia ini kembanyakan datang karena terpaksa memilih. Bagaimana bentuk keterpaksaan memilih ini, kita coba ubah dengan padangan dan informasi yang kita miliki sebagai wartawan dan media. Yang paling ampuh adalah memberitakan ketiga pasang calon presiden ini dalam bentuk kampanye nagetif. Upaya ini dianggap layak untuk menyadarkan pemilih dari pada memberitakan yang positif-positifnya saja,"kata Hendra J, Kede Ketua Pengurus Nasional Mapilu -PWI, dihadapan 50 wartawan lokal dan nasional didi Nagoya Plaza Hotel Batam, Sabtu (23/5).

Diungkapkan Hendra, pemberitaan dalam bentuk kampanye negatif dianggap layak dibandingkan kampanye dalam bentuk pemfitnahan (Black Campane). Apa saya bentuk pemberitaan yang berisikan kampanye negatif diantaranya, menghadirkan pemeritaan-pemberitaan tentang kinerja para calon presiden dan wakil presiden, selama mereka berkiprah di Indonesia.

"Kita tahu, sosok Capres dan Cawapres ini dimata masyarakat adalah orang sempurna. Namun, tentu ada juga sosok dari mereka yang selama ini tidak terungkap. Terutama dari masalah kinerja dan program kerja yang selama ini melekat pada diri mereka. Tentu, syarat utamanya kita sebagai media tidak berhak memvonis kalau calon yang diberitakan tersebut bersalah. Jika ini yang terjadi, bisa-bisa berujung dengan hukum,"kata Hendra lagi.

Acara workshop ini terselenggara kerjasama Departemen Dalam Negeri dan PWI-Kepri. Workshop dengan tema "Sosialisasi Pemilu dan Pendidikan Pemilih Berbasis Jurnalistik Menuju Pemilu Damai dan Elegan".

Hadir dalam kegiatan tersebut, Asisten II Pemko Batam Syamsul Bahrum saat membacakan sambutan Walikota Batam. Dibacakan, dalam pelaksanaan pemilu peranan wartawan memang sangat besar dan sangat penting dalam melakukan tugasnya guna memberikan pendidikan politik yang positif bagi masyarakat luas.

"Wartawan memiliki peranan yang sangat penting guna memberikan pendidikan politik untuk masyarakat luas,'' katanya.

Sementara itu, Ketua Devisi Pemantauan Pemilu PWI Pusat, Kamsul, mengatakan bahwa wartawan juga tidak bisa terlepas dari dunia perpolitikan. Dalam pemilu legislatif yang baru saja berlangsung, sangat banyak permasalahan. Terutama DPS yang menjadi DPT, yang hingga menjadi polemik namun bisa terlaksana dengan baik.

"Banyak permasalahan yang telah dipublikasikan oleh media guna memberikan pembelajaran bagi masyarakat agar mudah memahami perkembangan perpolitikan di wilayahnya masing-masing," katanya.

Pakar jurnalis dari Jakarta, Marah Rusli Siregar mengatakan, wartawan harus mampu mengawal perjalanan demokrasi. Sebagai pilar keempat demokrasi, kata Marah Rusli, pers harus bisa mengawal perjalanan demokrasi itu sendiri.

"Wartawan harus dapat mengawal janji-janji yang telah diucapkan oleh para pemimpin agar ditepati ketika sudah menduduki jabatannya," imbuhnya.

Selain itu, Marah Rusli menambahkan, wartawan juga harus netral dalam melaksanakan demokrasi untuk kedaulatan rakyat dan melepaskan kepentingan-kepentingan politik.

"Gunakanlah hati nurani dalam menjalankan tugas sebagai pers yang baik dan profesional," Marah Rusli Siregar. (ded)

0 komentar:

 

Email dan Twitter

email:dedy.tribun@gmail.com twitter:@dedytribun

Blogroll

Profil dan Kontak

Wartawan Tribun Batam sejak tahun 2006 hingga saat ini. Telepon 081990867001

Copyright © Warta Kriminal Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger