Friday, 31 August 2007

Hanya Kapten dan 1 ABK Naik Kapal BC

-- Bulan Juni Kami Bayar Rp 43 juta
-- Libatkan Oknum Dewan


BATAM-- Pernyataan Kepala Kantor Wilayah IV Bea Cukai Kepri Jusuf Indarto bahwa ada tujuh ABK Kapal Central Jaya naik ke kapal BC 7004, dan mengancam petugas dengan senjata tajam, dibantah oleh Saharudin seorang penumpang yang selamat hujan peluru yang ditembakan puluhan petugas BC paska tidak berhasilnya proses negoisasi.
Kepada sejumlah wartawan Saharuddin menceritakan sebenarnya kronologis penembakan yang dilakukan puluhan petugas BC menggunakan 3 kapal besar BC dan 4 kapal speed boad, Jumat (31/8) di kediaman Haji Permata Tanjung Sengkuang Batuampar. Didampingi sejumlah ABK yang selamat dan pemilik kapal Haji Permata, Saharuddin membantah tidak ada upaya kekerasan atau pengancaman yang dilakukan 10 ABK Kapal Central Jaya ke petugas BC di Kapal patroli BC 7004. Bukti kuatnya, petugas BC itu mulai dari proses nego hingga terjadi penembakan merekam sendiri dengan kamera videonya.
" Sepengetahuan saya, Selasa (28/8) kami belayar dari Batam membawa pakaian Ballpres menuju Tembilahan Riau. Saya adalah satu orang penumpang dari tiga orang yang ikut dalam kapal tersebut, sedangkan jumlah ABKnya ada 10 orang. Sekitar pukul 14.00 WIB, diperairan Pulau Talang kami bertemu dengan kapal BC 7004. Setelah itu kapten kapal ditemani satu ABK turun dan naik ke kapal BC tersebut. Disela proses negoisasi itu, dua kapal besar BC 3001 serta sejumlah kapal cepat lainnya berdatangan. Selang satu jam proses negoisasi, kapten Atan kembali ke Kapal Central Jaya, dan setelah itu kapal kembali melaju, hingga akhirnya puluhan petugas itu langsung menembak kapal kami, tanpa memberi peringatan terlebih dulu,"kata Saharuddin yang dianggukan ABK lainnya.
Ditambahkan Saharuddin, proses tembak-menembak pertama dilakukan, kapal langsung berhenti Kapten kapal, dan sejumlah ABK melambaikan tangan agar tembakan tidak dilanjutnya. Selang berapa waktu menunggu, pihak dari BC pun tidak mendekati kapal sehingga kapten menjalankan kapal lagi.
"Ada tiga kali kami berhenti ketika petugas memberondong tembakannya. Tapi, dari pihak petugas tidak mendekat dan tidak tahu apa maksudnya. Melihat kondisi kami terus dihujani peluru secara bergantian oleh petugas, akhirnya kapal diarahkan ke pangkalan TNI AL di Pelabuhan Cempa Pulau Buaya Dabo Singkep. Tembakan berhenti hampir dua jam lebih, itupun ABK memberikan informasi ada tiga orang dari kapal kami telah tertembak. Disinilah tidak ada tanggung jawab petugas BC, setelah mengetahui ada yang tertembak, mereka tidak juga mendekat untuk menyelamatkan yang terluka. Baru setelah itu kami diselamatkan TNI AL di Pelabuhan tersebut, sedangkan para petugas BC masih menunggu kapal kami dari jarak jauh,"ujar Saharuddin yang menilai sikap petugas BC layaknya bukan warga Indonesia yang dilindungi hukum.

0 komentar:

 

Email dan Twitter

email:dedy.tribun@gmail.com twitter:@dedytribun

Blogroll

Profil dan Kontak

Wartawan Tribun Batam sejak tahun 2006 hingga saat ini. Telepon 081990867001

Copyright © Warta Kriminal Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger