Sunday, 9 September 2007

Remaja Tewas 'Ngelem'

-- Sudah kecanduan dua tahun lebih

BATAM, TRIBUN- Warga Tanjunguma RT 02 RW 04 heboh. Mohamad Reagen (16) ditemukan tewas dengan posisi tengkurap di rumahnya. Kedua tangan dan mulut serta lehernya masih belepotan lem perekat berwarna kuning bening, Minggu (9/9) pukul 10.00
Tadi malam (9/9) sekitar pukul tiga dini hari, Reagen baru pulang dari main. Wartini, ibunya Reagen yang membukakan pintu tidak menaruh curiga kepada anaknya. "Dia memang sering pulang malam. Padahal setiap hari kutegor, tapi melawan." kata Wartini.
Setelah masuk rumah, Reagen langsung ke kamar belakang untuk tidur. "Reagen, kenapa kamu tidur di kamar belakang. Di situ banyak nyamuk." tegur ibunya. Saat itu Reagen menjawab, tak apa-apa karena di belakang lebih enak anginnya dan pingin tidur sendiri.
Sebelum berbaring di kamar belakang yang terpisah dari rumah induk, Reagen mencari neneknya yang tadi siang telah bertemu bahkan memberinya uang. "Mak, Nenek mana?" tanya Reagen malam itu. Wartini mengatakan, nenek tidur di Bengkong tempat wawak. Wartini tidak menyangka ternyata pertanyaan Reagen mencari neneknya itu adalah kata-kata terakhir sebelum berpisah dengan keluarganya.
Pagi itu, Wartini ibunya Reagen telah mempersiapkan makanan untuk bekal jalan-jalan. Bangun pagi langsung ke dapur memasak dengan jumlah banyak. Hal itu dilakukan oleh Wartini karena neneknya Reagen yang datang dari Malaysia kemarin untuk memanjakan cucu-cucunya dan poto bareng.
Sekitar pukul 09.30, neneknya Reagen memberitahu bahwa nanti pukul 10.00 akan datang menjemput cucunya. Kebetulan tugas memasak dan memandikan adik-adik Reagen yang masih kecil sudah selesai. Wartini ke kamar belakang tempat Reagen tidur untuk membangunkannya. "Reagen, bangun. Bangun nak, katanya mau jalan-jalan dengan nenek." ujar Wartini.
Setelah beberapa saat tidak menjawab, Wartini memegang kaki Reagen. Ibu enam anak ini heran, kakinya kok dingin. Kemudian menarik tangan Reagen yang tertindih badan, karena posisi tidurnya tengkurap. "Kayaknya dia melawan. Tapi kok kaku." Wartini makin curiga terhadap anaknya.
Begitu badan Reagen direbahkan telentang, Wartini mendapati kondisi anaknya mengenaskan. Kedua telapak tangannya banyak lem. Hidung, mulut dan lehernya juga terkena lem kuning bening. Hidung dan mulut mengeluarkan busa. Setelah digoyang-goyang tak ada jawaban lagi, Wartini yakin anaknya sudah tak bernyawa. Saat itu juga Wartini menangis sejadi-jadinya dan teriak minta tolong.
Saudaranya Reagen segera memanggil dokter Ade di Puskesmas Lubukbaja. Kebetulan rumahnya hanya berjarak puluhan meter dari kantor puskesmas itu. Dokter Ade segera memeriksa keadaan Reagen. "Saya lihat masih banyak lem yang belepotan di mulut, leher dan kedua tangannya. Dan sebuah kaleng kecil warna merah putih bertuliskan 'lem perekat serbaguna' berada di sisinya. Langsung bersihkan semua untuk memastikan kondisinya. Hidung dan mulut masih mengeluarkan busa. Ketika lem yang di leher dibersihkan, kulitnya ikut terkelupas." kata dokter Ade.
Rizal, ayah Reagen yang sehari-hari buka usaha kedai di pasar induk Jodoh menceritakan, Reagen sudah kecanduan lem itu sejak dua tahun lalu. Bahkan pernah ditangkap oleh jajaran Polsek Lubuk Baja pada saat razia preman. "Bila sudah menghisap barang itu, Reagen kayak orang gila. Dengan mamaknya saja tak ingat." kata Rizal sambil mengusap air mata.
Padahal hari-hari biasa, Reagen paling takut dengan ibunya. Begitu sudah 'ngelem' semua orang dilawan tanpa takut sedikitpun. "Siapa kau. Mamakku bukan Kau! Aku juga bukan Reagen." kata Reagen yang ditirukan oleh ayahnya. Menurut Rizal, Reagen yang kelas satu SMP swasta di Bengkong (Hang Tuah) ini sering tidur di kelas. Karena beberapa kali dirinya dihubungi oleh pihak sekolah yang mengadukan kondisi Reagen bila di kelas.
Kapolsek Lubukbaja AKP Teguh Wibowo yang mengunjungi lokasi berjanji segera merazia anak jalanan dan pengamen. Ditegaskannya, Reagen pernah dua kali ditangkap waktu razia anak jalanan. Penahanan selama 1x24 jam kemudian dilepaskan. Karena keluarga menjamin dan berjanji akan memasukkan Reagen ke pesantren.
Teguh menambahkan bahwa remaja yang tidak mendapatkan pengawasan ketat dari orang tuanya sangat rawan salah pergaulan. Apalagi remaja yang sering keluar malam tanpa alasan yang jelas, harus dicegah sedini mungkin. Bila orang tua mendapati anaknya ada hal-hal yang mencurigakan segera ambil tindakan. Kasus ini adalah yang pertama di Batam. Sejauh ini remaja yang 'ngelem' hingga tewas belum pernah ada. (wid)

0 komentar:

 

Email dan Twitter

email:dedy.tribun@gmail.com twitter:@dedytribun

Blogroll

Profil dan Kontak

Wartawan Tribun Batam sejak tahun 2006 hingga saat ini. Telepon 081990867001

Copyright © Warta Kriminal Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger