Monday, 31 March 2008

Spesialis Jambret di Penuin Batam Ditangkap


-- Sering Nginap di Hotel Dengan Pacar

BATAM,TRIBUN-- Kepolisian Poltabes Barelang berhasil mengungkap dan penembak Dicky Irwanto (21), pelaku kejahatan jalanan (Jambret) yang kerap beraksi di jalan raya Penuin Nagoya. Pelaku sendiri dapat diringkus setelah pihak kepolisian beserta korban Anna Cristina menjanjikan uang tunai Rp 20 juta jika ponsel beserta nomor dikembalikan utuh.


" Melalui laporan dari korban Anna, akhirnya anggota berhasil mengembangkan dan menangkap pelaku. Pelaku sendiri dijebak dengan alasan kalau ponsel korban dikembalikan, dan pelaku akan mendapatkan uang tunai. Maka kita aturlah skenario pengembaliaan tersebut, dimana direncanakan disimpang jalan Rumah Sakit Awal Bross. Ketika pelaku mendekati titik tempat pengembalian barang dan uang, serentak tim mengejar dan menyergap pelaku. Ada perlawanan dimana pelaku lari, dan akhirnya anggota menembak kaki kanan pelaku,"kata Kombes Pol Slamet Riyanto, Kapoltabes Barelang didampingi Kasat Reskrim Kompol Herry Heriawan, Senin (31/3).

Adapun, selama 5 bulan beraksi, telah 30 kali aksi penjambretan di dari beberapa titik. Hampir seluruh aksinya memanfaatkan suasana sangat sepi, atau suasana kendaraan yang lajunya macet. Pelaku alam satu bulan dapat dilakukan hingga beberapa kali, tergantung besaran uang yang didapat. Dari 30 aksinya, dari tanggan pelaku ditemukan 30 KTP berbagai macam nama, 7 unit Ponsel, 13 buah kartu ATM dan Kartu Kredit, sepeda motor 3 unit, masing-masing BM 5180 HS, BP 4266 DS dan BM 6077 H. Diamankan juga 3 buah STNK kendaraan, dan 1 buku BPKB asli mobil.

Sebulan Dapat Rp 4 juta

Cerita orang kalau mendapatkan uang secara haram, maka akan habis juga dengan prilaku yang diharamkan juga. Setidaknya itulah yang dilakukan Dicky, spesialis jambret yang kerap beraksi di jalan raya Penuin Nagoya. Perbuatan haram yang kerap dilakukan pelaku adalah menginap di hotel-hotel dari uang hasil jambretnya.

" Kalau dihitung penghasilan, satu dalam bulannya, dapat mengumpulkan uang Rp 3-4 juta. Itu uang tunai dari hasil menjambret, atau hasil menjual barang-barang lainnya. Hasil menjabret selain dikumpulkan dan membayar uang sewa rumah sebulan Rp 450 ribu, saya bersama Lina sering bermalam di hotel-hotel. Bahkan untuk menyenangkan sang pacar, saya membeli motor modifikasi seharga Rp 4 juta,"ujar Dicky yang merintih kesakitan karena luka yang diderita dikakinya.

Dicky sendiri berasal dari Pangkalan Berandang, dengan alamat Jalan Datuk Kelurahan Pelawi Utara Kecematan Babalan Langkat- Sumut. Diakuinya merantau dan hidup di Batam sebatang kara, sejak akhir 2006. Dicky sendiri tamat sekolah setingkat SLTA di kampung halamannya.

"Saya anak pertama dari tiga orang berasaudara. Saya beraksi sediri, dan tidak belajar dia siapa- siapa. Kalau saya lapar dan tidak ada uang, dan kebetulan ingin menyenangi pacar, maka saya beraksi menjambret. Saat ini saya sewa rumah di Perum Batuaji bersama teman-teman,"tutur Dicky dengan tenang.(ded)

0 komentar:

 

Email dan Twitter

email:dedy.tribun@gmail.com twitter:@dedytribun

Blogroll

Profil dan Kontak

Wartawan Tribun Batam sejak tahun 2006 hingga saat ini. Telepon 081990867001

Copyright © Warta Kriminal Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger