Menurut keterangan Dirreskrim Polda Kepri Kombes M Jupri melalui Kasat II Ditreskrim AKBP Puja Laksana, pihaknya kan memberikan sosialisasi tentang undang-undang hak cipta pada warga Kepri, agar warga Kepri tidak menggunakan lagi produk bajakan terutama cakram dan software yang dipasang di computer.
Sosialisasi ini akan dilaksanakan secara langsung ke perusahaan ataupun melalui media masa, agar semua warga Kepri tahu bahwa sangsi hukum pelanggaran hak cipta atau lebih sering disebut pembajakan produk sangat berat dan dendanya mencapai ratusan juta hingga milyaran rupiah.
Sosialisasi itu bermula dari penandatanganan Surat Kerjasama (MoU) antara Polda Kepri dengan Business Software Alliance (BSA) terkait penegakan hukum untuk hak cipta, dua bulan lalu. Dalam MoU tersebut BSA berkomitmen untuk memberikan bantuan dan dukungan penuh terhadap proses penyidikan yang terkait dalam pelanggaran Hak Cipta Produk Software oleh perusahaan-perusahaan yang beroperasi di provinsi Kepri.
Setelah penandatanganan MoU itu, Polda memberikan waktu tiga bulan pada semua perusahaan dan perorangan di Kepri agar mengganti semua software bajakan dengan yang asli. "Mulai bulan keempat akan kami adakan razia," tegas Kapolda Kepri Brigjen Sutarman usai penandatanganan itu.
Dari pendataan BSA selama tahun 2006, Indonesia menempati urutan ke-8 dunia dalam penggunaan software bajakan. Sekitar 85% perusahaan dan perorangan menggunakan software bajakan. Hal itu menyebabkan kerugian negara senilai 350 juta US Dolar.
1 komentar:
Open Source Sebagai Alternatif Lain dari Daftar Belanja Software Anda
Selama ini Linux di anggap Sulit, tidak user friendly, atau apalah segala hal mengenai linux itu “SULIT” sadarkah anda bahwa dengan menggunakn linux, seberapa sering anda meminta bantuan ke helpdesk it anda hanya karena document anda terserang virus menjengkelkan ?, selama berkerja dengan linux saya belum pernah mendengar ada keluhan dari user mengenai virus di open office !!!!,
Bagaimana , dengan user yang telah “terbiasa” berteman dengan produk dari microsoft, ini cuma masalah waktu agar user lepas dari keterbiasaan, untuk kebutuhan sehari hari applikasi dari open source telah tersedia dan tidak kalah kualitasnya, contoh ms office : open office, outlook : thunder bird .dll
Bagaiman dengan Produktifitas, ini butuh proses tapi saya jamin tidak akan lama, untuk menjadi terbiasa dengan “open source”
Masalah biaya, jelas sekali open source menjadi solusi yang low cost, di banding dengan produk propietary, coba anda bayangkan berapa ratus juta rupiah yang harus di bayarkan .,,? hanya untuk sebuah lisensi, jika di perusahaan ini ada 50 unit computer dan semuanya memakai ms office beserta operating systemnya, coba anda hitung sendiri
Office 2007 Basic Edition (Word, Excel, Outlook) 1.542.000,-
Windows XP Home SP2 773.000,-
jumlahkan dengan computer yang ada di perusahaan “anda”
Setelah itu anda pasti agak sedikit menaikkan alis mata kanan anda ;) , dan mulai lah anda berfikir apa harus memakai “itu” , apakah tidak ada solusi lain untuk merampingkan biaya pembelanjaan software, atau malah berfikir aah biar sajalah masa bodo, saya tetap memakai produk yang bajakan saja, heeem, pilihan ada di pihak anda,
Lalu kenapa tidak mencoba open source, freedom, simple, powerfull (jarang terjangkit virus H5N1 ;) ), berarti pilihan jatuh pada, open source software, selanjutnya adalah, sedikit memberikan traning ke karyawan anda , tentang cara pemakaian , mulai dari open office, email client (thunder bird) dll,
Walau pilihan tidak 100 % beralih ke open source , setidaknya perusahan anda telah berhasil merampingkan cost, untuk pembelanjaan software, so tidak ada salahnya juga anda mengucapkan ribuan terimakasih kepada semua pengembang open source di selurh dunia, dengan cara menularkannya ke teman yang ada di lingkungan anda
sumber : www.ggwl.wordpress.com
Post a Comment