
Wajah Vetty Membiru
Peristiwa memilukan yang menimpa keluarga Ferry (38) di Komplek Naga Jaya Blok G1-04 Batuaji, masih membekas di wajah Ny Yas yang tinggal disebelahan kiri Blok G1-03. Apa yang dilihatnya pukul 17.15 WIB itu membuat dirinya kaget ketika melihat Ny Esti (36) tergantung di pintu kamar depan dengan mata terbelak tapi masih bergerak.
Pengakuaan Ny Yas selaku tetangga yang ikut pertama menurunkan Ny Esti dan melepaskan ikatan kain dilehernya, tidak menyadari kalau dua anak Ny Esti sudah tidak bergerak lagi.
" Awalnya pak Ferry berteriak minta tolong dari dalam rumah. Teriakan itu membuat saya terkejut dan dari dalam warung lari kedalam. Saya melihat tubuh Ny Esti tergantung, tapi terlihat matanya masih bergerak. Suaminya membekap dan saya melepaskan ikatan kain dilehernya. Setelah orang ramai dan Ny Esti langsung di bawa ke klinik bersalin Arini yang terletak tidak jauh dari rumah. Alangkah terkejutnya juga saya ketika saya meraba tubuh Vetty (13) dan Nadine (1,2) terbujur kaku. Dimana wajah Vetty membiru dan sudah dingin. Sedangkan Nadine masih normal, dan akhirnya diketahui sudah meninggal juga,"cerita Ny Yas, Selasa malam pukul 22.30 WIB di rumahnya.
Sebagai tetangga yang akrab dengan para korban, Ny Yas tidak mengira akhirnya Vetty dan Nadine meninggal ditangan ibunya sendiri. Padahal, sekitar pukul 13.12 WIB, Ferry pulang ke rumah dan sempat makan siang. Tidak berapa lama, sekitar pukul 13.30 WIB, barulah Vetty yang duduk di kelas I-6 SMP Negeri 11 Batuaji pulang sekolah. Suasana siang itu agak tenang hingga Ferry pergi kerja lagi.
" Tidak ada rasa curiga dan gaduh setelah ke pergiaan pak Ferry. Pastinya pintu tertutup dan Vetty yang biasa main keluar siang itu tidak ada. Sebagai tetangga, dia ibu itu sempat mengalami sakit dan stress setelah melahirkan. Dan sejak itulah, Ny Esti sering memikirkan segala sesuatunya, menyangkut nasib anak dan keluarganya,"ujar Ny Yas menceritakan dengan lemasnya.
Ny Yas juga menceritakan kalau tetangganya merupakan keluarga sederhana dimana Ferry adalah warga keturunan berasal dari Pulau Terempa Kab Natuna dan Esti berasal dari Jogjakarta. Keluarga muda ini telah tinggal di sini sejak 10 tahun silam, dan memang beberapa tahun silam pernah mengalami kesurupan hingga mengarah stress. (ded)
Minta Dikubur Bersama
Rencana bunuh diri yang digagalkan suami dan sejumlah tetangga, memang telah direncanakan Ny Esti. Apa yang menjadi latar belakang tersebut awalnya pelaku sendiri yang mengetahui, hingga akhirnya kerabat dan tetangga menemukan sepucuk surat yang berisikan cerita Azab di Neraka.
Keterangan soal sepucuk surat itu diucapkan oleh teman sekolah Vetty yang sempat berada cukup lama didalam rumah kejadian. Tergambar sebelum kejadian, Ny Esti terlebih dulu membaca buku tentang Azab Neraka.
" Isi suratnya sepintas, Sebagai orang tua saya tidak bisa membahagiakan suami dan anak kelaknya. Saya takut tidak bisa anak saya besar mendapat azab di Neraka nantinya. Jika bapak menemukan surat ini, tolong kami dikuburkan bertiga di satu liang,"ujar Vi singat. (ded)
0 komentar:
Post a Comment