
Drainase Villa Muka Kuning Buruk
Batam -- Hujan deras yang mengguyur kawasan Muka Kuning hingga Batuaji, Minggu (2/8) mulai pukul 11.00 WIB, mengakibatkan sejumlah lokasi di daerah tersebut banjir. Bahkan, akibat buruknya saluran drainase di sepanjang ruas jalan perumahan Villa Muka Kuning, jalur transportasi dari arah Tembesi menuju Batuaji lumpuh total. Air hujan yang mengenangi ruas jalan tersebut mencapai satu meter lebih.
Awalnya air hujan yang mengenangi ruas jalan tersebut hanya mencapai mata kaki orang dewasa. Namun hujan deras yang terus turun sepanjang siang hari itu mulai menimbulkan genangan air di beberapa lokasi di kawasan Batuaji.
Bahkan akibat derasnya hujan ditambah buruknya saluran drainase dan gorong-gorong yang terdapat di ruas jalan, tepat di depan kawasan perumahan Villa Muka Kuning, ruas jalan dari arah Tembesi ke Batuaji langsung banjir. Hanya dalam waktu satu jam setelah hujan deras turun, ketinggian air di ruas jalan itu sudah mencapai satu meter lebih. "Sejak pukul 11.00 tadi hujan deras terus turun tiada henti. Derasnya hujan dan debit air yang datang dari berbagai arah tak mampu dibendung lagi. Drainase di depan Villa Muka Kuning tak berfungsi maksimal. Selain tersumbat, juga terlalu kecil sehingga tak sebanding dengan debit air yang datang dari beberapa arah," ungkap Irwan, warga Batuaji yang ikut terjebak banjir.
Banjir yang melanda ruas jalan di depan Perumahan Villa Muka Kuning tersebut mengakibatkan jalur transportasi dari arah Muka Kuning menuju Batuaji lumpuh total. Iring- iringan kendaraan roda dua maupun roda empat, baik dari arah Tembesi maupun Batuaji, terpaksa harus berhenti dan antre di sepanjang jalan. Haris (40), seorang sopir taksi yang sedang mengangkut penumpang dan sudah dua jam antre tak bisa menutupi kekesalannya. "Mana perhatian pemerintah. Kalau tiap tahun seperti ini bisa-bisa bukan jalan lagi yang terendam tetapi rumah kita yang terendam," selorohnya.
Penumpang maupun warga yang berada di atas taksi maupun angkutan kota (trans) yang rencananya akan membawa mereka menuju Batuaji maupun sebaliknya memilih turun dan berjalan kaki. Kondisi tersebut mengakibatkan ruas jalan sekitar lokasi banjir makin padat dan macet. Guna mengurangi kemacetan di sekitar lokasi banjir, sejumlah warga mencoba membuat jalur alternatif dengan membuat jembatan penyeberangan khusus bagi roda dua yang akan ke Batuaji maupun sebaliknya.
Untuk jasa penyeberangan itu, warga memungut biaya Rp 2000 untuk setiap pengendara yang lewat. Tidak hanya itu karena beberapa warga juga terlihat menjajakan busi kendaraan bagi pengendara yang kendaraannya macet akibat menerobos banjir. Sementara ribuan warga yang memilih berjalan kaki terpaksa harus menempuh jalan pintas dengan melewati bukit agar bisa sampai di lokasi tujuan.
Di lokasi banjir sendiri, satu keluarga terjebak banjir akibat kendaraan jenis Cheevrolet (OPEL) yang mereka tumpangi terendam banjir. Akibat terjebak banjir, satu keluarga ini memilih duduk di atas atap kendaraannya. Tak ada yang bisa mereka lakukan kecuali menunggu air yang mengenangi ruas jalan tersebut surut.
Jelang pukul 14.30 WIB, banjir perlahan-lahan mulai reda dan air di ruas jalan itupun mulai surut. Meski ketinggian air masih mencapai satu meter namun beberapa kendaraan mencoba menerobos banjir namun banyak di antaranya gagal. Tingginya air menyebabkan mesin kendaraan mereka mati di tengah jalan. Aksi itu tak pelak menjadi tontonan warga. Agus (37), warga Sagulung, mengungkapkan, ini bukan pertamakalinya ruas jalan di depan Villa Muka Kuning banjir.
Awal tahun 2005 silam, tepatnya Januari, banjir yang sama melanda ruas jalan Tembesi - Batuaji tersebut. Bahkan peristiwa yang terjadi dua tahun silam itu lebih parah karena ketinggian air mencapai leher ukuran orang dewasa.
"Ini belum seberapa. Januari 2005 itu tingginya sampai ukuran leher kita ini. Saya salah satu korbannya. Mobil Corona saya sampai terendam banjir," ungkap Agus. Setelah menunggu air surut, pukul 16.00 WIB, jalur transportasi dari arah Tembesi ke Batuaji akhirnya mulai lancar kembali. Meski mulai lancar, kemacetan tetap terjadi akibat ribaun kendaraan menumpuk di dua ruas jalan selama empat jam lebih. (war/tribun)
1 komentar:
macam betul aja..............
Post a Comment